Kamis, 03 November 2011

siklus pencatatan transakasi akuntansi

Siklus akuntansi adalah suatu proses penyediaan laporan keuangan
perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu. Siklus ini dimulai dari terjadinya
transaksi, sampai penyiapan laporan keuangan pada akhir suatu periode. Apabila
digambarkan, siklus akuntansi dapat dinyatakan sebagai berikut:





Transaksi Usaha






Pembuatan Bukti Asli






Pencatatan dalam Buku Harian (Jurnal)






Pencatatan ke Buku Besar dan Buku Tambahan 1






Neraca Lajur Penyesuaian






Laporan Keuangan






Jurnal Penutup






Neraca Saldo setelah penutupan 2



Gambar 1





1. TRANSAKSI

Transaksi usaha adalah kejadian yang dapat mempengaruhi posisi keuangan
dari suatu badan usaha dan juga sebagai hal yang handal/wajar untuk dicatat.3
Transaksi ini biasanya dibuktikan dengan adanya dokumen.

Sebagai contoh transaksi yang dapat terjadi dalam suatu perusahaan adalah:
pembayaran rekening telepon bulanan, pembelian barang dagangan secara kredit,
pembelian tanah dan gedung, dan lain sebagainya.

Suatu transaksi tertentu dapat menimbulkan peristiwa atau keadaan yang
mengakibatkan transaksi lainnya. Misalnya, pembelian barang dagangan secara kredit
akan disusul dengan transaksi lainnya, yaitu pembayaran kepada kreditor.







1 Niswonger, C. Rollin, Phillip E. Fess, and Carl S. Warren. Prinsip- prinsip akuntansi, terjemahan
Marianus Sinaga, Edisi 14, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 1992, Hal 41.

2 Smith, Jay M. and K. fred Skousen. Akuntansi Intermediate, Edisi kesembilan, Jilid 1, Erlangga,
Jakarta, 1994, Hal.67.

3 Horgren, Charles T., Walter T. harrison Jr. Michael A. Robison, dan Thomas H. Secokusumo,
Akuntansi di Indonesia, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta, 1997, hal.13.


2. PEMBUATAN BUKTI ASLI.

Sebagaimana disebutkan diatas transaksi yang terjadi biasanya dibuktikan
dengan adanya dokumen. Suatu transaksi baru dikatakan sah atau benar bila
didukung oleh bukti- bukti yang sah, akan tetapi harus pula disadari bahwa ada
transaksi-transaksi yang tidak mempunyai bukti secara tertulis, misalnya pencurian
barang dagangan. Transaksi ini merupakan transaksi yang bersifat luar biasa.

Semua transaksi baik yang terjadi secara rutin atau tidak merupakan bahan
untuk menyusun laporan keuangan dengan jalan mencatat dan mengolah transaksi itu
lebih lanjut.

Bukti-bukti asli yang dapat mendukung setiap terjadinya transaksinya
transaksi antara lain : kwitansi, faktur dan bentuk – bentuk lain.4

.. Kwitansi
Kwitansi merupakan bukti bahwa seseorang atau badan hukum telah
menerima sejumlah uang tunai.


.. Faktur Penjualan atau Pembelian
Setiap penjualan secara kredit memerlukan bukti yang disebut faktur. Bagi si
penjual faktur tersebut merupakan faktur penjualan sebaliknya faktur yang
dikirimkan kepada sipembeli merupakan faktur pembelian.


.. Bukti-bukti lain
Disamping kwitansi dan faktur terdapat bukti lain, misalnya: nota-nota dari
Bank (nota debet atau nota kredit) , serta bukti pengirirnan atau penerimaan
barang






3. PENCATATAN DALAM BUKU HARIAN (JURNAL).



Transaksi dicatat pertama kali yang disebut Buku Harian (Jurnal). Jurnal
adalah suatu catatan kronologis dari transaksi entitas.5

Sebagaimana di tunjukkan oleh nama-nma kolom, jurnal memberikan
informasi berikut:

.. Tanggal, merupakan hal yang sangat penting karena memungkinkan kapan
terjadinya transaksi
.. Nama perkiraan.
.. Kolom debet, menunjukkan jumlah yang didebet
.. Kolom kredit, menunjukkan jumlah yang dikredit.





Proses pencatatan mengikuti lima langkah berikut ini:

a) Mengidentifikasikan transaksi dari dokumen sumbernya, misalnya dari slip
deposito bank, penerimaan penjualan dan cek.
b) Menentukan setiap perkiraan yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut dan
mengklasifikasikan berdasarkan jenisnya (aktiva, kewajiban atau modal).
c) Menetapkan apakah setiap perkiraan tersebut mengalami penambahan atau
pengurangan yang disebabkan oleh transaksi itu.
d) Menetapkan apakah harus mendebet atau mengkredit perkiraan.
e) Memasukkan transaksi tersebut kedalam jurnal.


Berdasarkan kelima tahap tersebut, untuk menjurnal transaksi yang terjadi
pacta sebuah Perusahaan Pengangkutan, PT. Yudi Makmur, yaitu menginvestasikan
Rp. 50.000.000,- tunai kedalam usaha adalah sebagai berikut:




Langkah 1. Dokumen sumbernya adalah slip deposito bank dan cek milik Yudi

Makmur sebesar Rp.50.000.000,- yang diambil dari rekening

langkah pribadinya di bank.

Langkah 2. Perkiraan yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut adalah Kas dan

Modal Yudi Makmur. Kas adalah perkiraan aktiva dan modal Yudi

Makmur adalah perkiraan modal pemilik.

Langkah 3. Kedua perkiraan tersebut mengalami penambahan sebesar

4 Hadibroto, S. Dachnial Lubis, dan Sudardjat Sukadam, Dasar – dasar akuntansi, cetakan Kedelapan,
LP3S, Jakarta, 1991, hal.43

5 Horngen, Charles T., Op.Cit, hal. 57


Rp.50.000.000.- Karena itu kas didebet: yaitu perkiraan aktiva
mengalami penambahan dan modal Yudi yang Makmur dikredit yaitu:
perkiraan modal pemilik yang mengalami penambahan.

Langkah 4. Kas didebet untuk mencatat penambahan dalam perkiraan aktiva.

Modal Yudi Makmur dikredit untuk mencatat penambahan dalam
perkiraan modal pemilik.

Langkah 5. Ayat jurnalnya adalah:



JURNAL

Tanggal

Keterangan

Debet

Kredit

2 april

Kas

Modal Yudi Makmur

50.000.000,-



50.000.000,-





Setiap ayat jurnal menunjukkan secara lengkap pengaruh investasi dari suatu
transaksi awal dari Yudi usaha. Makmur, Jika dipelajari perkiraan kas menunjukkan
suatu gambaran, yaitu debet sebesar Rp.50.000.000,-. Setiap transaksi mempunyai
suatu kredit, dan dalam contoh sederhana ini hal itu diwakili oleh perkiraan modal.



4. PENCATATAN BUKU BESAR DAN BUKU TAMBAHAN.



a. Buku Besar (Ledger)

Untuk memudahkan menyusun informasi yang akan diberikan kepada pihak-
pihak yang memerlukannya terutama pimpinan perusahaan rnaka perkiraan-
perkiraan yang sudah dihimpun didalam buku harian tersebut harus pula dipisah-
pisahkan atau digolongkan menurut jenisnya. Menggolongkan perkiraan menurut
jenis perkiraan tersebut dinamakan menyusun buku besar besar itu merupakan
penggolongan perkiraan menurut jenisnya.

Jumlah buku besar yang dimiliki perusahaan tergantung pada banyaknya jenis
perkiraan yang ditimbulkan oleh transaksi-transaksi perusahaan tersebut, karena
masing-masing jenis besarnya sendiri- sendiri.

Judul kolom yang mengidentifikasikan perkiraan buku besar menampilkan:
Tanggal, Kolom item, Kolom debet, berisi jumlah yang didebet, dan Kolom kredit,
berisi jumlah yang dikredit.

Pemindah bukuan perkiraan memiliki buku berarti memindahkan jumlah dari
jurnal kedalam perkiraan yang sesuai dalam buku besar. Debet dalam jurnal
dipindahkan sebagai debet dibuku besar, dan kredit dalam jurnal dipindahkan sebagai
kredit dalam buku besar. Transaksi investasi awal oleh Yudi Makrnur akan
dipindahkan kebuku besar seperti tampak pada gambar 2.




























b. Buku Tambahan (Sub Ledger)

Beberapa perkiraan memerlukan penjelasan secara terperinci untuk
mendukung pas-pas Neraca dan Perhitungan Laba-Rugi. Pada perkiraan piutang
diperlukan penjelasan kepada siapa kita berpiutang (nama langganan) dan berapa
saldo masing-masing langganan. Pada perkiraan hutang diperlukan penjelasan kepada
siapa kita berhutang (nama kreditur) dan berapa saldo masing-masing kreditur.

Untuk mengetahui perubahan saldo dari tiap-tiap langganan/ kreditur
dibukalah perkiraan untuk tiap langganan/kreditur. Kumpulan yang dari terpisah
perkiraan ini disebut buku besar tambahan (buku tambahan) . Perkiraan masing-


masing langganan yang membentuk buku besar tambahan disebut buku besar
langganan (buku besar piutang). Demikian juga perkiraan masing-masing kreditor
yang membentuk buku besar tambahan disebut buku besar kreditor (buku besar
hutang).




























Gambar.36



Perkiraan piutang dalam buku besar umum merupakan ikhtisar dari perkiraan-
perkiraan buku besar tambahan, sehingga perkiraan piutang itu disebut perkiraan
kontrol (Controlling accounts) yang mengontrol buku besar piutang. Demikian juga
halnya dengan perkiraan hutang.

Sumber pencatatan buku tambahan adalah dari buku controlling (perincian)
piutang dan hutang tahun lalu dan transaksi, sehingga apabila digambarkan tampak
seperti yang terdapat pada gambar 3.

Sebagai contoh, pada PT. Yudi Makmur terdapat buku tambahan hutang dan
tambahan piutang dan buku berikut buku sebagai berikut :



Buku Tambahan Piutang



PT. Jayakusuma



Tgl.

Keterangan

D

K

Saldo D

1 Jan

1 Jan

5 Jan

Saldo

Pendapatan Jasa

Kas

-

1.500.000

-

-

-

1.000.000

1.250.000

2.750.000

1.750.000







PT.Reksa Nada



Tgl.

Keterangan

D

K

Saldo D

1 Jan

Saldo

-

-

500.000





Buku Tambahan Hutang



Fa. Rahayu



Tgl.

Keterangan

D

K

Saldo D

1 Jan

10 Jan

11 Jan

Saldo

Perlengkapan

Kas

-

-

5.000.000

-

4.800.000

-

5.000.000

9.800.000

4.800.000





Fa. Multijaya



Tgl.

Keterangan

D

K

Saldo D

1 Jan

12 Jan

Saldo

Kas

-

1.500.000

-

-

9.800.000

8.300.000



6 Sinuraya, selamat. Pengantar Ilmu Akuntansi. Jilid I, Adeputra, Medan, 1990, hal.92


Buku Controlling Piutang



PT. Jayakusuma

PT. Reksanada

Rp. 1.750.000,-

Rp. 500.000,-

Rp. 2.250.000,-







Buku Controlling Piutang



Fa. Rahayu

Fa. Multijaya

Rp. 4.800.000,-

Rp. 8.300.000,-

Rp. 13.100.000,-







5. NERACA LAJUR

Setelah seluruh transaksi selama periode dibukukan di buku besar, dihitung.
Setiap saldo masing-masing perkiraan dapat perkiraan akan memiliki saldo debet,
kredit, atau nol. Neraca saldo adalah suatu daftar dari saldo-saldo perkiraan ini, dan
karenanya menunjukkan apakah total debet sama dengan total kredit. Jadi suatu
neraca saldo merupakan suatu alat untuk mengecek atas kecermatan pencatatan dan
pembukuan.

Gambar 4 adalah neraca saldo dari PT. Yudi Makmur per tanggal 31
Desember 199X.



PT. Yudi Makmur

Neraca saldo Sebelum disesuaikan

31 Desember 199X



Kas …………………………………….

Piuta……………………………………

Perlengkapan…..……………………….

Sewa Dibayar Muka ….……………….

Meubel ………………………………...

Hutang………………………………….

Pendapatan Jasa Diterima Dimuka …….

Modal Yudi makmur ………………...…

Pengambil Pribadi Yudi ………………..

Pendapatan Jasa…………………………

Beban Gaji ………………………………

Beban Listrik ……………………………



Rp. 24.800.000

2.250.000

700.000

3.000.000

16.500.000







3.200.000



950.000

400.000













13.100.000

450.000

31.250.000



7.000.000

Total

Rp. 51.800.000

Rp. 51.800.000



Gambar 4.



Dalam neraca saldo terdapat hampir semua perkiraan pendapatan dan beban
perusahaan. Dikatakan hampir semua, karena masih ada pendapatan dan beban yang
mempunyai pengaruh lebih dari satu periode akuntansi. Itulah sebabnya neraca ini
disebut dengan neraca saldo yang belum disesuaikan. Untuk itu diperlukan jurnal
penyesuaian.

Jurnal penyesuaian adalah ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk
menempatkan pendapatan pada periode dimana pendapatan tersebut
dihasilkan dan beban pada periode dimana beban itu terjadi.7



Jurnal penyesuaian akan membuat pengukuran laba periode tersebut lebih
akurat dan memperbaharui perkiraan Aktiva dan Kewajiban sehingga memiliki nilai
sisa yang tepat bagi laporan keuangan. Dengan kata lain, melalui jurnal penyesuaian
dapat ditimbulkan perkiraan yang tidak kelihatan.







7 Horgren, Charles T., Op.Cit.,hal 143


Perkiraan-perkiraan yang memerlukan penyesuaian antara lain ialah:

1. Biaya-biaya yang masih harus dibayar

2. Pendapatan yang masih harus diterirna

3. Biaya-biaya yang dibayar lebih dahulu

4. Pendapatan yang diterima lebih dahulu

5. Penyusutan bangunan, mesin-mesin dan lain-lain

6. Pemakaian perlengkapan (office supplies dan store supplies)

7. Kemungkinan piutang tidak dapat tertagih

8. Persediaan Barang dagangan.8



Contoh di bawah ini mengikhtisarkan ayat jurnal penyesuaian dari PT. Yudi
Makmur yang dibuat pada tanggal 31 Desember.

Inforrnasi yang diperoleh untuk membuat ayat jurnal penyesuaian tanggal 31
Desember 199X adalah:

a. Pendapatan jasa belum diterima Rp. 250.000
b. Perlengkapan yang masih dimiliki perusahaan Rp. 400.000
c. Sewa dibayar dimuka yang telah terpakai Rp. 1.000.000
d. Penyusutan meubel Rp. 275.000
e. Beban gaji terhutang Rp. 950.000
f. Jumlah pendapatan jasa diterima dimuka yang dapat dianggap sebagai
pendapatan Rp. 150.000





Ayat – ayat jurnal penyesuaian :

a. Piuta…………………………………... 250.000

Pendapatan Jasa ..…………………. 250.000

Untuk mencatat pendapat pendapatan jasa

Yang belum diterima

b. Beban perlengkapan …………………. 300.000

Perlengkapan……………………….. 300.000

Untuk mencatat perlengkapan yang terpakai

c. Beban Sewa ….………………………. 1.000.000

Sewa dibayar Dimuka………….. 1.000.000

d. Beban penyusutan – Meubel ………..……. 275.000

Akumulasi penyusutan –Meubel……… 275.000

Untuk mencatat penyusutan meubel

e. Beban gaji……..…………………… 950.000

Hutang Gaji……..………………. 950.000

f. Pendapatan Jasa diterima dimuka …… 150.000

Pendapatan Jasa .……………. 150.000



Untuk mencatat pendapatan jasa diterima dimuka yang dapat diakui

Sebagai pendapatan.

































8 Sinuraya, Selamat, Op.Cit, hal 137





































































6. LAPORAN KEUANGAN

Cara penyiapan laporan keuangan yang terbaik adalah mempersiapkan
laporan laba rugi terlebih dahulu, disusul dengan laporan perubahan posisi keuangan
dan terakhir adalah neraca. Elemen penting yang harus ada dalam laporan keuangan
adalah: nama perusahaan, nama laporan, tanggal atau periode yang dicakup laporan,
rangka laporan tersebut.

Panah-panah yang terdapat dalam Gambar 5, 6 dan 7, menunjukkan hubungan
antara laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan dan neraca.

a) Laporan laba rugi mencerminkan laba bersih atau kerugian bersih yang
diperoleh dengan mengurangkan beban dari pendapatan. Karena pendapatan
dan beban juga merupakan perkiraan Laporan Perubahan Posisi Keuangan,
maka selisih antara pendapatan dan beban tersebut (laba/kerugian bersih) akan
dipindahkan kedalam Laporan Perubahan Posisi Keuangan. Jika diperhatikan,
laba, bersih pada Gambar 5 sebesar Rp.3.525.000,- menambah modal pemilik
dalam gambar 6. Suatu kerugian bersih akan mengurangi modal pemilik



b) Modal adalah dalam neraca, jadi nilai sisa akhir dalam Laporan Perubahan
Posisi Keuangan akan dipindahkan kedalam neraca. Nilai ini merupakan
elemen keseimbangan yang paling akhir dalam neraca. Hal ini dapat ditelusuri
melalui nilai Rp. 31.575.000,- pada gambar 6 ke gambar 7.






























































































7. JURNAL PENUTUP

Jurnal Penutup ialah ayat jurnal yang memindahkan nilai sisa pendapatan,
beban, dan pengambilan pribadi dari masing-masing perkiraan ke dalam perkiraan
modal.9

Pendapatan yang akan menambah modal pemilik dan beban serta
pengambilan pribadi akan mengurangi modal pemilik. Pada saat ayat penutup
dipindah bukukan maka perkiraan modal akan menyerap dampak dari nilai sisa
perkiraan sementara tersebut. Walau demikian, pendapatan dan beban akan
dipindahkan terlebih dahulu kedalam perkiraan yang bernama Ikhtisar Laba Rugi,
yang akan mengumpulkan jumlah total debet dari seluruh jumlah beban dan total
kredit dari seluruh jumlah pendapatan pada periode tersebut. Perkiraan Ikhtisar lata
rugi merupakan suatu "tempat penyimpanan" sementara yang akan digunakan pada
proses penutupan. Kemudian nilai sisa dari Ikhtisar laba rugi tersebut akan
dipindahkan kedalam modal. Langkah-langkah penutupan perkiraan suatu perusahaan
adalah sebagai berikut:

1) Mendebet setiap perkiraan Pendapatan sebesar nilai sisa kreditnya.
Mengkredit Ikhtisar laba rugi sebesar jumlah total pendapatan. Ayat jurnal ini
memindahkan jumlah total pendapatan kedalam sisi kredit dari Ikhtisar laba
rugi.
2) Mengkredit setiap perkiraan beban sebesar nilai sisa debetnya. Mendebet
Ikhtisar laba rugi sebesar jumlah total beban. Ayat jurnal ini memindahkan
jumlah total beban ke dalam sisi debet dari Ikhtisar laba rugi.


9 Horngren, Charles T., op. Cit., hal. 199


3) Mendebet Ikhtisar laba rugi sebesar nilai sisa kreditnya dan mengkredit
perkiraan modal.
4) Mengkredit perkiraan Pengambilan Pribadi sebesar nilai sisa debetnya.
Mendebet perkiraan modal pemilik perusahaan.





Untuk mengambarkan hal diatas, misalnya Yudi Makmur menutup buku pacta akhir
Desember, maka jurnal penutupnya adalah:



1. Pendapatan Jasa ……………………….. 7.400.000

Ikhtisar Laba Rugi………………… .. 7.400.000



2. Ikhtisar Laba Rugi……………………... 3.875.000

Beban Sewa …………………………….. 1.000.000

Beban Gaji……………………………… 1.900.000

Beban Perlengkapan……………………. 300.000

Beban Penyusutan………………………. 275.000

Beban Listrik……………………………….. 400.000



3. Ikhtisar Laba Rugi

(Rp.7.400.000-Rp.3.875.000)…………. 3.525.000

Modal Y udi Makmur …………………… 3.525.000



4. Modal Yudi Makmur ......................... 3.200.000

Pengambilan Pribadi Yudi M………….. 3.200.000



8. NERACA SALDO SETELAH PENUTUPAN.

Siklus akuntansi akan berakhir dengan neraca saldo setelah penutupan.
Neraca saldo setelah penutupan adalah pengujian terakhir mengenai ketepatan
penjurnalan dan pemindah bukuan ayat jurnal penyesuaian dan penutupan. Seperti
halnya neraca saldo yang terdapat pada awal pembuatan neraca lajur, neraca saldo
setelah penutupan adalah daftar seluruh perkiraan dengan nilai sisanya. Langkah ini
dilakukan untuk meyakinkan bahwa buku besar berada pada posisi yang seimbang
untuk memulai periode akuntansi berikutnya. Neraca saldo setelah penutupan diberi
tanggal perakhir periode akuntansi dimana laporan tersebut dibuat.

Isi perkiraan Neraca adalah nilai sisa akhir dari daftar permanen yaitu
perkiraan neraca: aktiva, kewajiban dan modal. Didalamnya tidak termasuk perkiraan
sementara, seperti perkiraan pendapatan, beban atau pengambilan pribadi, karena
nilai sisa perkiraan tersebut telah ditutup (gambar 8).



PT. Yudi Makmur

Neraca Saldo Setelah penutupan

31 Desember 199x

Kas…………………………………

Piutang……………………………

Perlengkapan ……………………..

Sewa Dibayar Dimuka…………….

Meubel …………………………...

Akumulasi penyusutan……………

utang ………………………………

Hutang Gaji………………………..

Pendaptan jasa diterima dimuka….

Modal Yudi Makmur ……………..

Rp. 24.800.000

2.500.000

400.000

2.000.000

16.500.000











275.000

13.100.000

950.000

300.000

31.575.000

Total

Rp. 46.200.000

Rp.46.200.000





KESIMPULAN



Siklus Akuntansi adalah suatu proses pembuatan laporan keuangan
perusahaan untuk suatu periode tertentu. Dimulai dengan terjadinya transaksi
transaksi yang dicatat dan dikumpulkan secara sistematis.

Transaksi-transaksi yang beranekaragam sifatnya, umumnya dicatat dalam
bukti-bukti formil yang catatan-catatan selanjutnya.


Dari bukti-bukti asli tersebut kemudian diadakan dalam Buku Harian (jurnal)
. Selanjutnya dipindahkan ke Buku Besar (Ledger). Pemindahan Buku Harian ke
Buku Besar merupakan klasifikasi menurut sifat masing-masing transaksi dalam
perkiraan-perkiraan. Disamping Buku Besar terdapat pula Tambahan (Sub Ledger)
yang memperinci tiap gabungan dalam Buku Besar. Buku Tambahan ini antara lain
Buku Piutang, Buku Hutang, Buku Persediaan, dan lain – lain.

Pada akhir tahun suatu masa (akhir tahun) atau akhir setengah tahun dari buku
daftar kertas kerja (Work Sheet) yang memuat semua perkiraan dalam buku Besar.
Kertas Kerja ini sekaligus dipakai untuk menyusun Perhitungan Laba-Rugi dan
Neraca setelah diadakan pembetulan-pembetulan seperlunya dan pemindahan pos-
poss tertentu yang disebut dengan penyesuaian (adjustment).Setelah Kertas Kerja
selesai disusunlah Laporan Keuangan berupa Neraca, Laporan Laba Rugi, dan
Laporan Perubahan Posisi Keuangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar